Senin, 05 Juli 2010

Saatnya Intropeksi Diri

Fajar 2010 baru lahir seumur jagung tahun 2009 telah berakhir. Satu tahun lagi usia kita bertambah. Satu tahun juga jatah hidup kita berkurang.


Bagi seorang Muslim, berlalunya waktu hendaknya tak lewat begitu saja. Ia harus menjadi momen untuk mengoreksi diri. “Hisablah dirimu sebelum dihisab pada hari kiamat.” Pesan Umar bin Khattab suatu ketika.

Muhasabah atau intropeksi diri perlu dilakukan bukan semata untuk mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan. Tapi juga untuk merancang masa depan agar menjadi lebih baik dan bermakna. Inilah yang Allah maksudkan dalam firman-Nya , “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untuk hari esok (kiamat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS al-Hasyr:18).

Ayat tersebut merupakan peringatan sekaligus bimbingan Allah SWT agar kita melakukan muhasabah atau intropeksi diri. Kita minta untuk merenungi apa yang telah kita perbuat dan menilai sejauh mana amal yang telah kita kerjakan untuk persiapan sebagai bekal diakhirat.

Setiap Muslim harusnya mengingat ayat tersebut dan merenunginya dengan sepenuh hati agar dapat memahami realitas diri. Bagaimanapun, kehidupan akhirat bagi seorang Muslim lebih penting ketimbang kehidupan dunia. Dunia ini bersifat fana. Kehidupan akhiratlah yang abadi. Allah SWT menginagatkan, “Sedangkan kehidupan akhirat lebih baik dan kekal,”(QS.al-A'la:17).

Kita harus senantiasa mawas dan menjaga diri. Mungkin selama ini kita sering terbuai dengan kehidupan dunia. Waktu kita habiskan untuk memikirkan dan mengejar kesenangan dunia sehingga mengabaikan persiapan dan bekal kehidupan akhirat.
Surat al-Hasyr ayat 18 berisi perintah agar kita senantiasa mengevaluasi amal kita, sejauh mana kemusliman kita telah ditunjukan, sejauh mana keimanan telah di buktikan di hadapan Allah SWT, dan sejauh mana bekal berupa amal shalih telah kita kumpulkan untuk kehidupan diakhirat kelak.

Kehidupan dunia merupakan ujian dari Allah SWT bagi manusia. “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya agar kami menguji mereka, siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya.”(QS al-Kahfi:7)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani. Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya menjadi kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tiada lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (al-Hadid:20)

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita bergelut dan berpacu dengan waktu. Bagi seorang Muslim waktu sangat penting dan berarti, bahkan merupakan esensi kehidupan itu sendiri. Dalam surah al-'Ashr Allah SWT bersumpah denga waktu, memperingatkan kita untuk mempergunakan waktu hidup di dunia ini untuk beriman dan beramal shalih. Dalam ayat tersebut dinyatakan, semua manusia akan merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Surat al-Hasyr ayat 18 diatas termasuk salah satu ayat yang sangat popular berkaitan dengan waktu sekaligus, yaitu : masa lalu, masa kini dan masa depan.

Selain itu ada beberapa hal yang Allah SWT perintahkan dalam ayat tersebut. Pertama, seruan kepada orang yang beriman agar bertaqwa. Orang yang mengaku beriman kepada Allah tapi tidak melaksanakan kewajibannya, ia tak tergolong orang yang bertakwa. Dari sini para ulama mendefinisikan taqwa sebagai kemampuan dalam melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Melalui ayat ini juga, Allah SWT mengingatkan kita agar mampu mewujudkan nilai-nilai keimanan tersebut dalam kehidupan, sehingga kita termasuk orang yang bertaqwa.

Kedua, perintah untuk mengingat, mengevaluasi dan menghitung amal yang telah kita lakukan untuk hari esok. Kenyataannya, melihat dan mengoreksi kekurangan diri jauh lebih sulit dari pada melihat dan mengoreksi kekurangan orang lain. Inilah yang sering menggelincirkan manusia pada jurang kehancuran dan permusuhan, karena itulah Allah SWT memerintahkan kita untuk terus menghisab diri, maka kita akan semakin tahu kekurangan diri, semakin tahu kekurangan diri maka semakin mudah kita memperbaikinya.

Selain mengasah kemampuan dalam menghisab diri ada hal lain yang lebih penting, yaitu kemampuan menjaga kelangsungan aktifitas muhasabah tersebut. Karena itu dalam akhir ayat diatas diungkapkan bahwa bila kita melakukan kesalahan setelah menghisab diri, maka ingatlah bahwa Allah Mengetahui semua yang kita kerjakan.

Rasulullah saw mengingatkan betapa pentingnya muhasabah ini. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh iman Ahmad, beliau mengibaratkan orang yang konsisten menghisab diri sebagai orang yang pandai. Rasulullah saw bersabda, “Orang yang pandai itu adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya, dan ia senantiasa beramal untuk kelak setelah kematiaanya.” Selanjutnya Rasulullah saw mengatakan bahwa orang yang bodoh adalah orang yang senantiasa mengikuti hawa nafsunya, dan ia selalu berharap kepada Allah tanpa banyak berbuat, tanpa menyadari dan bertaubat atas dosa-dosanya”.

Sungguh tak terbayangkan, betapa sulitnya bila kita harus menghadapi proses hisab dihadapan Allah. Saat itu kita tidak bisa mengelak sedikit pun dari kesalahan. Karena itu momen pergantian tahan hendaknya tak kita rayakan dengan hura-hura glamour dunia. Saatnya kita mengintropeksi diri dan menghitung kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan. Allah SWT berfirman, “(yaitu) Orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhan mu Maha luas ampunan-Nya dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu masih berupa janin dalam perut ibumu, maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.”(QS an_Najm:32).

Ayat tersebut benar-benar menyadarkan kita akan kelemahan dan kenistaan kita sebagai manusia yang sering kali kita berbuat khilaf. Bahwa seandainya pun kita terhindar dari dosa-dosa besar , kita pasti tidak akan luput dari dosa-dosa kecil. Allah menegaskan, jangan merasa mengklaim bahwa diri suci, karena Allah sajalah yang paling mengetahui siapa yang bertaqwa dan yang tidak. Allah juga tahu siapa diri kita sejak dari awal penciptaan, ketika masih berupa janin di dalam rahim ibu kita, hingga kita dewasa. Namun Allah juga mengingatkan kita tentang ampunan-Nya yang amat luas.

Selain kelemahan itu, manusia juga mudah tergelincir kelembah kemaksiatan lantaran godaaan setan. Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Qur'an), kami adakan baginya syeithan (yang menyesatkan). Maka syeithan itulah yang menjadi teman yang selalu meyertainya. Dan sesungguhnya syeithan-syeitan itu menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk,” (QS az-Zukhruf:36-37)

Kita lemah. Gampang tergoda. Mungkin kita bisa menghindari dosa-dosa besar. Tapi kita tak mungkin kita sanggup berkelit dari dosa-dosa kecil. Semoga kesadaran akan rentannya kita dari godaan setan, mendorong kita memuhasabah diri. Tak lupa, memandang kedepan dengan penuh semangat untuk merangkai ibadah yang lebih baik. Hepi andi sabili 31 des 2004

Nasehat Dan Fatwa Menuju Hidup Bahagia Ibnu Hajar Al- ‘Asqalani
Khalifah Ali bin Abi thalib k.w.
“Tidak disebut shalat yang baik, tanpa disertai khusyu. Tidak di sebut shaum yang baik tanpa disertai menahan diri. Tidak disebut membaca Al-quran yang baik, tanpa perhatian penuh akan isinya. Tidak disebut berilmu yang baik, tanpa memiliki sifat wara. Tidak disebut bersaudara yang baik, tanpa pemeliharaan. Tidak disebut nikmat yang baik, tanpa dikekalkan. Tidak di sebut do’a yang baik, tanpa ikhlas”.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger